Contoh Barbagai macam Vandel, silahkan klik disini
Contoh PIALA dan Daftar Harga klik disini
Contoh Berbagai macam Gordon Wisuda klik disini
Contoh Bendera dan Umbul-umbul klik disini
Contoh Undangan klik disini
Contoh ID Card tebal seperti ATM klik disini
Google Map Murni print klik disini

Kontak kami : SMS - WA: 085 235 1925 36 BBM: 7698AE4A
Pembayaran Pesanan dan DP bisa via BRI, BNI, BCA, CIMB Niaga dan Mandiri
Masuk ke TokoPedia Murni Print klik disini
Masuk ke Facebook Murni Print klik disini
-------------------
Cara Menambah Penghasilan dari Blog Gratis-tis klik disini
Lihat TV lokal
Beli Pulsa Automatis CEPAT 24 Jam klik disini atau ingin usaha PPOB Jual pulsa elektrik Daftar Gratis di Bebas Bayar Gratis tapi Dahsyat
Solusi Transaksi online / Bayar dengan uang elektrik klik disini

Permisi Agan..... Ada Info penting

Ini Blog Pribadi yang Berisi Artikel-artikel penting (bagi saya), Baik Tulisan saya sendiri maupun dari berbagai Sumber, Semoga Manfaat Juga Untuk teman-teman yang membutuhkan

15 Juli 2014

SHALAT DHUHA BERJAMAAH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh..
Ustad, afwan mau Tanya: Bagaimana hukum shalat dhuha berjamaah? Boleh dilakukan apa tidak? Jika boleh apa menggunakan bacaan jahr atau sir ? terima kasih atas jawabannya ustad dan jazakumullah khairan katsiran.
Jawab:
Segala puji hanya milik Allah semata dan semoga shalawat beriring salam senantiasa tersampaikan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Berjamaah pada shalat nafilah (selain wajib) tidaklah dianjurkan. Kecuali pada shalat-shalat yang senantiasa dilakukan Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan berjamaah. Seperti shalat gerhana matahari dan bulan, shalat istisqa’, dan shalat  tarawih. Adapun yang selain itu maka shalat nafilah tidak dianjurkan dikerjakan secara berjamaah seperti shalat dhuha dan qiyamullail selain tarawih. Namun boleh dilakukan terkadang-kadang tanpa dijadikan rutinitas.
Imam Nawawi rahimahullah dalam Al-Majmu’ syarh Al-Muhadzdzab (3/548) berkata:
" قد سبق أن النوافل لا تشرع الجماعة فيها إلا في العيدين والكسوفين والاستسقاء , وكذا التراويح والوتر بعدها ....
وأما باقي النوافل كالسنن الراتبة مع الفرائض والضحى والنوافل المطلقة فلا تشرع فيها الجماعة , أي لا تستحب , لكن لو صلاها جماعة جاز , ولا يقال : إنه مكروه وقد نص الشافعي رحمه الله على أنه لا بأس بالجماعة في النافلة ، ودليل جوازها جماعة أحاديث كثيرة في الصحيح منها حديث عتبان بن مالك رضي الله عنه " أن النبي صلى الله عليه وسلم جاءه في بيته بعدما اشتد النهار ومعه أبو بكر رضي الله عنه فقال النبي صلى الله عليه وسلم : أين تحب أن أصلي من بيتك ؟ فأشرت إلى المكان الذي أحب أن يصلي فيه فقام وصفنا خلفه ثم سلم وسلمنا حين سلم " رواه البخاري ومسلم , وثبتت الجماعة في النافلة مع رسول الله صلى الله عليه وسلم من رواية ابن عباس وأنس بن مالك وابن مسعود وحذيفة رضي الله عنهم , وأحاديثهم كلها في الصحيحين إلا حديث حذيفة ففي مسلم فقط , والله أعلم " انتهى
.
Artinya:
Telah dijelaskan bahwa shalat nafilah tidak ada syariat untuk dikerjakan secara berjamaah selain shalat dua hari raya, shalat dua gerhana, shalat istisqa’, shalat tarawih, dan shalat witir.
Adapun shalat-shalat nafilah yang lain seperti shalat sunnah rawatib yang dikerjakan bersamaan dengan shalat wajib, juga shalat dhuha dan shalat nafilah mutlak maka tidak disyariatkan dengan berjamaah. Maksudnya tidak dianjurkan. Tapi jika dikerjakan secara berjamaah maka boleh dilakukan. Dan tidak dikatakan: hal itu hukumnya makruh.
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah telah menjelaskan bahwa tidak masalah mengerjakan shalat nafilah dengan berjamaah. Dalil dibolehkannya dengan berjamaah adalah banyak hadis dalam kitab sahih. Seperti Hadis Itban bin Malik radhiyallahu anhu: Bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam datang ke rumahnya setelah siang yang sangat panas. Beliau datang bersama Abu Bakr RA. Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bertanya: “Dimana engkau ingin saya shalat dalam rumahmu?” maka saya memberi isyarat tempat yang saya ingin beliau mengerjakan shalat di situ. Beliau pun berdiri dan kami berbaris di belakangnya. Kemudian beliau berucap salam dan kami pun bersalam setelah beliau salam.”Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim.
Juga terdapat hadis sahih tentang berjamaah dalam shalat nafilah bersama Rasulullah SAW dari riwayat Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Ibnu Mas’ud, dan Hudzaifah radhiyallahu anhum. Seluruh Hadis mereka terdapat dalam Ash-Sahihain. Kecuali hadis Hudzaifah maka hanya diriwayatkan imam Muslim. Allahu a’lam.” Sampai sini perkataan imam An-Nawawi.
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam Al-Mughni (1/442):
" يجوز التطوع جماعة وفرادى ; لأن النبي صلى الله عليه وسلم فعل الأمرين كليهما , وكان أكثر تطوعه منفردا , وصلى بحذيفة مرة , وبابن عباس مرة , وبأنس وأمه واليتيم مرة , وأم أصحابه في بيت عتبان مرة , وأمهم في ليالي رمضان ثلاثا , وسنذكر أكثر هذه الأخبار في مواضعها إن شاء الله تعالى , وهي كلها صحاح جياد " انتهى.
Artinya:
“Shalat tatawu’ (nafilah) boleh dilakukan dengan berjamaah atau sendiri-sendiri. Karena Nabi shallallahu alaihi wasallam mengerjakan masing-masing keduanya. Tetapi kebanyakan shalat tatawu’ yang beliau kerjakan adalah sendirian. Beliau pernah shalat tatawu’ bersama dengan Hudzaifah. Pernah dengan Ibnu Abbas. Dan pernah juga bersama Anas, ibunya, dan anak yatim. Beliau juga pernah mengimami para sahabat dalam rumah Itban. Juga mengimami para sahabat pada malam-malam ramadhan sebanyak tiga kali. Kami akan menyebutkan dalil-dalil masalah ini pada tempatnya insya Allah dan semuanya adalah Hadis sahih yang bagus.” Sampai sini perkataan ibnu Qudamah.
Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah pernah ditanya: Bagaimana hukum shalat nafilah dengan berjamaah, seperti shalat dhuha misalnya?
Beliau menjawab:
"صلاة النافلة جماعة أحياناً لا بأس بها ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم صلى جماعة في أصحابه في بعض الليالي فصلى معه ذات مرة عبد الله بن عباس رضي الله عنهما ، وصلى معه مرة عبد الله بن مسعود رضي الله عنه ، وصلى معه مرة حذيفة بن اليمان رضي الله عنه ....والحاصل : أنه لا بأس أن يصلي الجماعةُ بعض النوافل جماعة ، ولكن لا تكون هذه سنة راتبة كلما صلوا السنة صلوها جماعة ؛ لأن هذا غير مشروع " انتهى من "مجموع فتاوى ابن عثيمين" (14/232)
Artinya:
“Shalat nafilah secara berjamaah yang dilakukan kadang-kadang adalah tidak masalah dilakukan. Karena Nabi shallallaahu alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat nafilah secara berjamaah bersama para sahabat pada beberapa malam. Beliau pernah shalat bersama Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma. Pernah shalat bersama Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu. Dan pernah shalat bersama Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu anhu. Intinya: Shalat nafilah tidak menjadi masalah dilakukan dengan berjamaah, jika dilakukan kadang-kadang. Tapi tidak boleh dijadikan sebagai suatu keharusan yang setiap melakukannya kita mengerjakannya dengan berjamaah. Karena ini tidak disyariatkan.” (Diambil dari Majmu’ fatawa Ibni Utsaimin, 14/232)

Dan pada dasarnya shalat-shalat yang dilakukan pada siang hari, adalah dibaca dengan bacaan sir (tidak keras). Karena itu siapa saja yang mengerjakan shalat dhuha berjamaah bersama kaum muslimin, maka harus bersuara pelan. Syaikh bin Baz rahimahullah berkata:
" أما الصلاة النهارية كصلاة الضحى والرواتب وصلاة الظهر والعصر , فإن السنة فيها الإسرار " انتهى من "فتاوى الشيخ ابن باز (11/207)"
Artinya: “Adapun shalat yang dilakukan siang hari seperti shalat dhuhah, shalat rawatib, shalat dzuhur dan shalat ashar, maka yang sesuai sunnah adalah membacanya dengan bacaan sir (tidak keras).” (diambil dari Fatawa syaikh bin Baz, 11/207
Allahu a’lam

sumber : http://sakinah-keluarga.blogspot.com/2013/03/shalat-dhuha-berjamaah.html

Tidak ada komentar:

Pulsa Murah Online 24 Jam

www.opulsa.com

Video HAB ke-64

Powered by TripAdvisor